Pupuk Bersubsidi Melalui BUMDES saja
Pupuk Bersubsidi
- BUMDES / BUMDESA
Akhir-akhir ini, marak sekali tersebar berita tentang
kelangkaan pupuk bersubsidi untuk petani di beberapa daerah. Alasan klasik
pengecer adalah pupuk belum ditebus atau pupuk belum dikirim. Yg lucu lagi
adalah tidak ada kewajiban petani untuk membawa dan menggunakan kartu tani.
Saya heran, dana yg dikucurkan untuk pembuatan kartu tani pasti banyak, belum
lagi dana pendataan petani untuk pemberian kuota sebelum diberi kartu tani.
Kami sering melihat bila pupuk subsidi datang pada desa
kami, esok paginya banyak sekali warga dari desa lain yg ikut mengantri untuk
membeli pupuk tersebut, dan diperbolehkan oleh penyalur pupuk (mungkin mereka memberi uang tips tambahan.. Who Knows?!)
Heran sekali… Kami berpacu dengan musim untuk pemberian
pupuk pada tanaman kami.
Sebagai masyarakat awam yg juga pernah diberikan informasi dari pemerintah terkait pendistribusian pupuk bersubsidi bagi petani, kami sudah cukup
informasi ini. Mau saya laporkan ke polisi, tapi ya tetangga sendiri... Tapi kalau dibiarkan kok ya menjadi-jadi dan dilakukan berulang kali setiap hari..
Untuk langkah lebih baiknya, saya menyarankan kepada tiap desa agar mengambil alih fungsi
pendistribusian pupuk bersubsidi ini melalui BUMDES masing-masing. Seandainyapun
ada tambahan biaya yg harus saya tebus, tidaklah masalah karena toh untuk desa
kami. Yang penting adalah pupuk tersedia dan adil dalam pendistribusiannya.
Tentu desa akan semakin berdaya melalui unit usaha penjualan pupuk
ini melalui BUMDES. GUbernur atau menteri pertanian, menteri perdagangan dan
menteri desa bisa bersinergi untuk melakukan langkah ini. Nyawa dan penghasilan
utama desa rerata yg terbesar adalah dari sektor pertanian. Tidak usah
muluk-muluk membuat unit usaha yg belum jelas kemampuan desa/BUMDES untuk
pengelolaannya. Mengurus pupuk adalah potensi yang juga sangat baik dan
membahagiakan petani macam saya ini.
Semoga tulisan ini bisa membawa perubahan pemikiran para
punggawa desa, kabupaten, propinsi dan pemerintah pusat.
Pati, 20 April 2017
Salam hangat dari pak tani,
Sigid
Comments